Senin, 09 Maret 2020

Soal multiple choice



1. Teorema Boolean [back]
1.  Bentuk dari teorema Boolean 1 yaitu 0.X=0 adalah
a.       1+(A.B+B.C+C.D)
b.      1+(D.C+C.B+B.A)
c.       0.( A.B+B.C+C.D)
d.      1.( A.B+B.C+C.D)

JAWAB: C, Karena apapun bilangan dikali adalah 0
2. Teorema Boolean [back]
2.   Dibawah ini bentuk hukum asosiatif dari A.B+(C.D+E.F), kecuali
a.       C.D+(A.B+E.F)
b.      E.F+(A.B+C.D)
c.       (A.B+C.D)+ E.F
d.      A.B(C.D.E.F)

JAWAB: D, karena pilihan D merupakan hukum asosiatif dari penyederhanaan persamaan perkalian dengan hukum asosiatif.
3.D flip flop [back]
3. Jika suatu D flip flop mendapatkan input berupa logika ‘1’,  bagaimana dengan keluaran dan complementernya?
a. Q=0 Qcomp=0
b. Q=1 Qcomp=1
c. Q=1 Qcomp=0
d. Q=0 Qcomp=1
JAWAB: C, karena pada tabel kebenaran D flip flop jika input ‘1’ maka Q akan bernilai ‘1’ juga dan kebalikannya adalah ‘0’, jadi Qcomp=’0’


4.D flip flop [back]
4. Manakan keluaran “Set” pada flip flop D 7474
a. 1        0
b. 1        1
c.  0       1
d. 1        0

JAWAB:D, karena jika dia di SET, maka nilai Q akan di set ke logika ‘1’, dan Qcomplimenter dari 1 adalah 0.

5.ROM [back]
5. Jika suatu ROM menyinpan 16kB data dan menggunakan matriks persegi untuk register, tentukan berapa nilai register tiap baris?
a. 128
b. 64
c. 32
d. 16

JAWAB: A, karena kapasitas ROM= 16K= 16 x 1024 =16.384, dikarenakan register dilakukan dengan matrisk persegi, maka jumlah kolom dan baris harus sama, sehingga registert tiap  baris adalah 128, karena 128 x 128 = 16.384.
6.ROM [back]

1.       Dari soal nomor 5, berapakah besar dari lokasi memori ROM tersebut?
a. 2^15
b. 2^14
c. 2^13
d. 2^12
JAWAB: B, Karena jumlah total memori adalah 16.384 yang kemudian di konvert menjadi pangkat dua sehingga 2^14 menjadi jawabannya.

Soal Multiple Choice - download
File Html - download

Senin, 02 Maret 2020

Modul 4




MODUL IV
OP-AMP DAN PEMBANGKIT GELOMBANG ISYARAT
 
1. Tujuan [kembali]
  1. Merangkai dan menguji rangkaian inverting amplifier dan non inverting Amplifier
  2. Merangkai dan menguji penguatan pada suatu rangkaian amplifier
  3. Merangkai dan menguji rangkaian triangle wave generator

2. Alat dan Bahan [kembali]
  1. Panel rangkaian op-amp
  2. Modul Triangle Wave Generator
  3. Osiloskop 
  4. Multimeter
  5. Functino Generator
  6. Jumper

3. Dasar Teori [kembali]


Operational Amplifier
Operational Amplifier atau yang di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika.Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, buffer, adder (penjumlah),integrator dan
differensiator.

1. Rangkaiaan Inverting
Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaiaan elektronika yang berfungsi untuk memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Jadi, ada tanda minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplier adalah bisa lebih kecil nilai besaran dari 1. Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan menguatkan sebuah tegangan.


Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran tak sefase sebesar 180 derajat, maka nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Rumus dan rangkaiaan inverting dideskripsikan sebagai berikut :
2. Rangkaiaan Non-Inverting
Penguat non-inverting amplier merupakan kebalikan dari penguat inverting, dimana input dimasukkan pada input non-inverting sehingga polaritas output akan sama dengan polaritas input tapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya hambatan feedback dan hambatan input. Penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Rumus dan rangkaiaan non-inverting dideskripsikan sebagai berikut:


Triangle Wave Generator
Triangle Wave Generator atau Pembangkit Gelombang Segitiga umumnya terdiri dari 2 bagian utama. Bagian utama tersebut adalah rangkaian Non-Inverting schmitt triger oleh A1 dan rangkaian integrator yang dibangun oleh A2. Output rangkaian NonInverting schmitt triger pada Triangle Wave Generator atau Pembangkit Gelombang Segitiga ini berupa gelombang kotak yang digunakan untuk driver rangkaian integratorA2.

Rangkaian integrator yang diberi input gelombang kotak akan memberikan output berupa gelombang segitiga dan digunakan untuk umpan balik (feedback ke rangkaian Non-Inverting schmitt triger A1 pada rangkaian Triangular Wave Generator atau Pembangkit Gelombang Segitiga ini sehingga  rangkaian NonInverting schmitt triger A1 akan memberikan input ke integrator lagi dan hal ini berulang

Modul 3




MODUL III
KARAKTERISTIK DIODA & TRANSISTOR
1. Tujuan [kembali]
  1. Merangkai dan menguji rangkaian diode pengubah bentuk gelombang (Rangkaian Clipper)
  2. Merangkai dan menguji rangkaian diode pengubah posisi vertical gelombang (Rangkain Clamper)
  3. Merangkai dan menguji hubungan arus transistor terhadap hambatan

2. Alat dan Bahan [kembali]
  1. Power supply
  2. Modul Diode
  3. Modul transistor
  4. Multimeter
  5. Jumper
3. Dasar Teori [kembali]
Diode merupakan piranti elektronika yang terbentuk dari suatu penyambung material semikuonduktor tipe-p dan tipe-n. bagian –p (the pside) disebut anoda dan bagian –n disebut katoda.
Disekitar sambungan p-n terdapat daerah deplesi yang menyebabkan electron bebas tidak dapat mengalir bila diode belum dapat tegangan panjar maju (forward biased) yang besarnya melebihi suatu nilai tertentu yang disebut nilai tertentu yang disebut tegangan ambang, tegangan penghalang, atau tegangan diode (VD). Tegangan ini besarnya (secara aproksimasi kedua) adalah sekitar 0,7V (untuk silicon, Si) dan 0,3V (untuk Germanium,Ge). Pada saat dipanjar maju, resistansi diode menjadi kecil (disebut resistansi panjar maju,RF) dan ketika dipanjar mundur (reserve biased) resistansinya menjadi besar (disebut resistansi panjar mundur, RR).

Beberapa tipe diode sengaja dirancang untuk bekerja dalam modus panjar maju (contoh : diode penyearah, LED) sementara beberapa tipe lainnya bekerja dalam modus panjar mundur (contoh : diode zener, fotodioda).

Berikut adalah metode yang digunakan untuk mempelajari rangkaian-rangkaian diode yaitu :
a. Clipper
Rangkaian clipper (pemotong) atau disebut juga rangkain limiter (pembatas) adalah rangkaian diode yang digunakan untuk memotong atau membatasi sebagian bentuk gelombang masukan dan mentransmisikannya pada level diatas atau dibawah level acuan. Level acuan ini bergantung pada nilai tegangan panjar (biased) yang diberikan.

b. Clamper
Rangkaian Clamper adalah rangkaian diode yang berfungsi “menjepit” atau menggeser sinyal pada suatu level tegangan dc tertentu. Rangkaian ini terdiri dari sebuah diode,kapasitor dan elemen resistif. Besar nilai R dan C haruslah dipilih sedemikian sehingga konstanta waktu RC cukup besar untuk menjamin bahwa tegangan pada kapasitor tidak turun secara signifikan selama diode tidak menghantarkan. Ada beberapa tipe clamper positif, clamper negative, dan clamper berpanjar.

c. Pelipat ganda tegangan
Pelipat ganda tegangan (voltage multiplier) adalah rangkaian dengan dua atau lebih diode yang menghasilkan suatu tegangan DC yang besarnya sama dengan tegangan kelipatan tegangan masukan puncak. Catu daya ini digunakan untuk piranti tegangan tinggi DC namun berarus rendah seperti CRT pada TV,Osiloskop dan Komputer.

Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari tiga lapisan semikonduktor, diantaranya contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai tiga kaki yang disebut dengan Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/collector (C).

Fungsi Transistor antara lain :
1. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
2. Sebagai penyearah
3. Sebagai mixer
4. Sebagai osilator
5. Sebagai switch

Transistor yang umum beredar ada beberapa macam diantaranya adalah :
1. Uni Junktion Transistor (UJT)
2. Field Effect Transistor (FET)
3. MOSFET
4. Bipolar Junction Transistor (BJT)

Modul 2



Modul II
COUNTER, SHIFT REGISTER
DAN SEVEN SEGMENT

1. Tujuan [kembali]
  1. Merangkai dan Menguji operasi logika dari counter asyncron dan counter syncronous
  2. Merangkai dan Menguji aplikasi dari sebuah Counter
  3. Merangkai dan Menguji Shift Register dan Seven Segment
2. Alat dan Bahan [kembali]
  1. Panel DL 2203D 
  2. Panel DL 2203C 
  3. Panel DL 2203S 
  4. Jumper
    3. Dasar Teori [kembali]
    COUNTER
    Counter adalah sebuah rangkaian sekuensial yang mengeluarkan urutan statestate tertentu, yang merupakan aplikasi dari pulsa-pulsa inputnya. Pulsa input dapat berupa pulsa clock atau pulsa yang dibangkitkan oleh sumber eksternal dan muncul pada interval waktu tertentu. Counter banyak digunakan pada peralatan yang berhubungan dengan teknologi digital, biasanya untuk menghitung jumlah kemunculan sebuah o kejadian/event atau untuk menghitung pembangkit waktu. Counter yang mengeluarkan urutan biner dinamakan Biner Counter. Sebuah n-bit binary counter terdiri dari n buah flip-flop, dapat menghitung dari 0 sampai 2n - 1 . Counter secara umum diklasifikasikan atas counter asyncron dan counter syncronous.

    a. Counter Asyncronous
    Counter Asyncronous disebut juga Ripple Through Counter atau Counter Serial (Serial Counter), karena output masing-masing flip-flop yang digunakan akan bergulingan (berubah kondisi dan “0” ke “1”#8221;) dan sebaliknya secara berurutan atau langkah demi langkah, hal ini disebabkan karena hanya flipflop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock, sedangkan sinyal clock untuk flip-flop lainnya diambilkan dan masing-masing flipflop sebelumnya.



    b. Counter Syncronous
    Counter syncronous disebut sebagai Counter parallel, output flip-flop yang digunakan bergulingan secara serempak. Hal mi disebabkan karena masingmasing flip- flop tersebut dikendalikan secara serempak oleh sinyal clock.

    Shift register
     Register geser (shift register) merupakan salah satu piranti fungsional yang banyak digunakan dalam sistem digital. Tampilan pada layar kalkulator dimana angka bergeser ke kiri setiap kali ada angka baru yang diinputkan menggambarkan karakteristik register geser tersebut. Register geser ini terbangun dari flip-flop. Register geser dapat digunakan sebagai memori sementara, dan data yang tersimpan didalamnya dapat digeser ke kiri atau ke kanan. Register geser juga dapat digunakan untuk mengubah data seri ke paralel atau data paralel ke seri. Ada empat tipe register yang dapat dirancang dengan kombinasi masukan dan keluaran dan kombinasi serial atau paralel :
    1. Serial in serial out (SISO)
    Pada register SISO, jalur masuk data berjumlah satu dan jalur keluaran juga berjumlah satu. Pada jenis register ini data mengalami pergeseran, flip flop pertama menerima masukan dari input, sedangkan flip flop kedua menerima masukan dari flip flop pertama dan seterusnya.
    2. Serial in paralel out (SIPO)
    Register SIPO, mempunyai satu saluran masukan saluran keluaran sejumlah flip flop yang menyusunnya. Data masuk satu per satu (secara serial) dan dikeluarkan secara serentak.Pengeluaran data dikendalikan oleh sebuah sinyal kontrol. Selama sinyal kontrol tidak diberikan, data akan tetap tersimpan dalam register.
    3. Paralel In serial Out (PISO)
    Register PISO, mempunyai jalur masukan sejumlah flip flop yang menyusunnya, dan hanya mempunyai satu jalur keluaran. Data masuk ke dalam register secara serentak dengan di kendalikan sinyal kontrol, sedangkan data keluar satu per satu (secara serial).
    4. Paralel In Paralel Out (PIPO)
    Register PIPO, mempunyai jalur masukan dan keluaran sesuai dengan jumlah flip flop yang menyusunnya. Pada jenis ini data masuk dan keluar secara serentak.

    Seven segment
    Piranti tampilan modern disusun sebagai pola 7-segmen atau dot matriks.Jenis 7-segmen, sebagaimana namanya, menggunakan pola tujuh batang yang disusun membentuk angka 8 seperti ditunjukkan pada gambar 3.1.Menurut kesepakatan, huruf-huruf yang diperlihatkan dalam Gambar 3.1 ditetapkan untuk menandai segmen-segmen tersebut. Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi).

    Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7-segmen, sehingga harus menggunakan decoder BCD ke 7-segmen sebagai antar muka. Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika yang masukannya berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7-segmen.

    Laporan Akhir 2




    1. Jurnal [back]



    2. Hardware [back]

    3.Video Simulasi [back]

    4.Analisa [back]
    1. Buat persamaan boolean untuk percobaan 2 dan jelaskan!

    Persamaan diatas bisa dijadika dua persamaan:




    5.Link Download [back]
    Video Simulasi - download
    Simulasi Proteus - download

    Laporan Akhir 1




    1. Jurnal [back]



    2. Hardware [back]


    3.Video Simulasi [back]


    4.Analisa [back]
    A. Percobaan 1
    1. Apa pengaruh jika salah satu input gerbang logika ganti dengan clock?
    Pengaruh yang terjadi jika salah satu input gerbang logika di ganti dengan Clock adalah
    1.      Gerbang Logika NOT
                Pada saat B1 = 1, sinyal output pada gerbang NOT berlogika 0. Karena seluruh sinyal output        pada gerbang NOT akan dibalikan.
    2.      Gerbang Logika AND
    ·         Pada saat B1=0, Sinyal output akan selalu berlogika '0', karena pada gerbang AND akan '1' saat kedua input bernilai '1'
    ·         Pada saat B1=1, Sinyal outputnya mengikuti sinyal clock, saat clock '1' maka outputnya juga akan '1', saat clock '0', maka sinyal outputnya juga '0'.

    3.      Gerbang Logika OR
    ·         Pada saat B1=0, Sinyal output akan mengikuti Clock, saat clock '1' maka output juga akan '1', saat clock '0' maka outpunya juga akan berlogika '0'.
    ·         Pada saat B1=1, Sinyal output akan selalu bernilai '1'. Karena pada gerbang OR output akan '1' saat salah satu inputnya '1'.

    4.      Gerbang Logika XOR
    ·         Pada saat B1=0, sinyal output akan mengikuti sinyal clock, sehingga saat clock '1', maka outputnya juga akan '1', saat clock '0' outputnya juga '0'. Karena pada gerbang XOR output akan '1' jika jumlah input 1 nya ganjil.
    ·         Pada saat B1=1, sinyal output pada gerbang XOR berlawanan sinyal clock. Karena pada gerbang XOR akan berlogika '1' saat input '1' nya berjumlah ganjil, maka saat clock '1' outputannya akan '0', dan saat clock '0' maka outputnya akan '1'.

    5.      Gerbang Logika NAND
    ·         Pada saat B1=0, sinyal outputannya akan selalu bernilai satu, karena pada gerbang NAND output akan berlogika '1', saat inputnya tidak keduanya berlogika '1'.
    ·         Pada saat B1=1, sinyal outputnya akan berlawanan dengan sinyal clock. Karena pada saat clock berlogika '1', maka outputannya akab berlogika '0', dan saat clock '0', maka outputnya akan '1'.


    6.      Gerbang Logika NOR
    ·         Pada saat B1=0, sinyal outputnya akan berlawanan dena sinyal clock. Karena, pada gerbang NOR merupakan kebalikan dari gerbang OR. Pada gerbang NOR output bernilai 1 pada saat kedua input bernilai 0.
    ·         Pada saat B1=1, sinyal output selalu berlogika 0. Karena pada gerbang XOR output bernilai 1, hanya pada saat kedua input berlogika 0.

    7.      Gerbang Logika XNOR
    ·         Pada saat B1=0, sinyal outputnya akan berlawanan dengan sinyal clock. Karena pada gerbang XNOR akan beroutput '1' saat jumlah input 1 nya berjumlah genap.
    ·         Pada saat B1=1, sinyal output pada gerbang XNOR mengikuti sinyal clock. Karena pada gerbang XNOR akan beroutput '1' saat jumlah input 1 nya berjumlah genap, sehingga saat clock berlogika '0' outputnya akan '0'. Saatu clock berlogika '1', outputnya akan '1'.


    2. Buat rangkaian dalam dari gerbang logika And dan jelaskan prinsip kerjnya!



    Prinsip Kerja:
    Saat switch dihubungkan, tetapi diberikan logika '0' keduanya, maka arus yang mengalir dari sumber akan masuk ke R1 dan diteruskan hingga terjadi pembagian arus ke D1, D2, dan R2, tetapi karena tegangan yang melewati R2 tidak cukup, sehingga lampu LED tidak menyala.
    Selanjutnya,arus yang mengari ke D1 akan masuk ke Anoda dari Diode dan diteruskan ke logicstate yang berlogika Nol, sama artinya dengan arus di groundkan, begitupun pada saat arus masuk ke D2 situasi sama akan kembali terjadi.
    Pada saat Switch diberi logika '1' dan logika '0', maka arus menalir dari sumber masuk ke R1, dan pembagi arus ke D1, D2, dan R2. Pada Dioda yan switchnya diberi logika '1', arus tidak akan di ground kan karena situasi resistif pull up. dan pada dioda yang berlogika '0'  arus akan mengalir ke anoda dan diteruskan ke katoda dan di groundkan. Arus yang mengalir dari R2 ke LED tidak cukup untuk menyalakan LED.
    Pada saat switch diberi logika '1' keduanya, maka arus yang mengalir dari sumber akan masuk ke R1, dan diteruskan hingga membagi tegangan ke D1, D2, dan R2, karena berlogika 1 sehingga arus tidak di groundkan dan terjadi kondisi resistif pull up, yang menyebabkan tegangan yang mengalir ke R2 cukup untuk menyalakan LED.
    Dari prinsip kerja diatas, terlihat jika rangkaian diatas menggunakan prinsip kerja Gerbang Logika AND, dimana saat semua inputan berlogika '1' maka outputnya juga akan berlogika '1', tetapi jika input salah satunya '0' maka, keluarannya akan berlogika '0'.
    Video Simulasi - download
    Simulasi Proteus - download

    Tugas Pendahuluan Modul 1






    1. Kondisi (Kembali)

    Buatlah rangkaian J-K flip flop dan D flip flop seperti pada gambar pada percobaan dengan ketentuan input B0=1, B1=1, B2=0, B3=clock, B4=1, B5=1, B6=1

    2. Gambar Rangkaian (Kembali)




    3. Video Simulasi (Kembali)

    4. Prinsip Kerja (Kembali)
         
    Dari rangkaian terlihat jika switch memberikan input berupa, B0=1, B1=1, B2=0, B3=Clock, B4=1, B5=1, B6=1, terlihat jika B2 yang memberikan '0' terhuung ke pin J dari JK flip-flop, dan B4 yang berlogika '1' terhubung ke K dari JK flip-flop, kondisi pada saatt  J='0' dan K='1' disebut kondisi Reset, dimana pada saat kondisi reset, nilai keluaran atau Q di reset ke logika '0', sehingga komplementer keluaran atau Q komplementer berlogika '1', dari rangkaian terbkti jika Q='0' dan Qkomplementer='1'. Pada rangkaian D flip-flop, Pin D mendapatkan logika dari B=5 yang berlogika '1' dan clock yang berlogika '1' juga. Tetapi karena D flip-flop belum membaca logika '1' pada clock, sehingga D flip-flop membaca logika '1' dan clock membaca logika '0' karena clock disini membaca detakan awal untuk memulai yang berlogika '0', sehingga pada kondisi ini nilai keluaran atau Q nya akan mengikuti Q kondisi terakhir, dimana Q pada kondisi terakhir berlogika '0' dan Qkomplementernya berlogika '1'. Hal ini menyebabkan lampu LED yang menyala adalah LED6 dan LED8 karena kedua LED ini terhubung ke Qkomplementer dari rangkaian flip-flop. LED6 terhubng ke Qkomlementer JK flip-flop dan LED8 ke Qkomplementer D flip-flop yang kedua Qkomplemeter berlohgika '1'. Sedangkan, LED5 dan LED7 terhubng ke Q dari rangkaian flip-flop dengan LED5 ke Q dari JK flip-flop dan LED7 ke Q dari D flip-flop yang kedua Q nya berlogika '0'.

    5. Link Download (Kembali)
    Download Rangkaian - download
    Download Vidio - download    
    Download HTML -download

    Modul 1




    Modul I
    Gerbang Logika Dasar, Monostable Multivibrator
    &
    Flip flop
    1. Tujuan [kembali]
    1. Merangkai dan menguji operasi dari gerbang logika dasar
    2. Merangkai dan menguji gerbang logika dasar, Aljabar Boelean, dan PetaKarnaugh
    3. Merangkai dan menguji Multivibrator
    4. Merangkai dan menguji berbagai macam flip-flop
    2. Alat dan Bahan [kembali]
    1.  Panel DL 2203C 
    2.  Panel DL 2203D 
    3.  Panel DL 2203S 
    4.  Jumper
    3. Dasar Teori [kembali]

    Gerbang Logika Dasar 
    1. Gerbang AND
    Gambar 1.1 (a) Rangkaian dasar gerbang AND (b) Simbol gerbang AND 

    Tabel 1.1 Tabel Kebenaran Logika AND


    Bisa dilihat diatas bahwa keluaran akan bernilai 1 jika semua nilai input adalah 1, dan jika salah satu atau lebih input ada yang bernilai nol maka output akan bernilai nol.


    2. Gerbang OR
    Gambar 1.2 (a) Rangkaian dasar gerbang OR (b) Simbol gerbang OR 
    Tabel 1.2 Tabel Kebenaran Logika OR

    Bila dilihat dari rangkaian dasarnya maka didapat tabel kebenaran seperti di atas. Pada gerbang logika OR ini bisa dikatakan bahwa jika salah satu atau lebih input bernilai 1 maka output akan bernilai 1 . Nilai output bernilai 0 hanya pada jika nilai semua input bernilai 0. 

    3. Inverter ( Gerbang NOT )
    Gambar 1.3 (a) Rangkaian dasar gerbang NOT (b) Simbol gerbang NOT Tabel 
    1.3 Tabel Kebenaran Logika NOT


    Gerbang NOT merupakan gerbang di mana keluarannya akan selalu berlawanan dengan masukannya. Bila pada masukan diberikan tegangan ,maka transistor akan jenuh dan keluaran akan bertegangan nol. Sedangkan bila pada masukannya diberi tegangan tertentu, maka transistor akan cut off, sehingga keluaran akan bertegangan tidak nol. 

     4. Gerbang NOR

    (a)

    (b)

    Gambar 1.4 (a) Rangkaian dasar gerbang NOR (b) Simbol gerbang NOR 
    Tabel 1.4 Tabel Kebenaran Logika NOR

    Gerbang NOR adalah gerbang OR yang disambung ke inverter. Jadi nilai keluarannya merupakan kebalikan dari gerbang OR. 

    5. Gerbang NAND

    Gambar 1.5 (a) Rangkaian dasar gerbang NAND (b) Simbol gerbang NAND 
    Tabel 1.5 Tabel Kebenaran Logika NAND


    Gerbang NAND adalah gerbang AND yang keluarannya disambungkan ke inverter. Dan nilai dari tabel kebenarannya merupakan kebalikan dari tabel kebenaran dari gerbang AND. 

    6. Gerbang Exlusive OR (X-OR)

    Gambar 1.6 (a) Rangkaian dasar gerbang X-OR (b) Simbol gerbang X-OR
    Tabel 1.6 Tabel Kebenaran Logika X-OR
    X-OR merupakan gerbang OR yang bersifat exlusif, di mana keluarannya akan nol jika masukannya bernilai sama, dan jika salah satu masukannya berbeda maka keluarannya akan bernilai 1.
    Multivibrator
    Multivibrator termasuk kedalam rangkaian generatif, artinya suatu rangkaian yang satu atau lebih titik keluarannya dengan sengaja dihubungkan kembali kemasukan untuk memberikan umpan balik.

    Multivibrator adalah rangkaian sekuensial atau rangkaian aktif. Rangkaian ini dirancang untuk mempunyai karakteristik jika salah satu rangkaian aktif bersifat menghantar, maka rangkaian aktif yang lain bersifat cut-off atau terpancung. Multivibrator berfungsi untuk menyimpan bilangan biner, mencacah pulsa, menahan atau mengingat pulsa trigger, menyerempakkan operasi aritmatika, dan fungsi lain yang ada dalam sistem digital. Keluarga multivibrator yang akan dibahas adalah rangkaian astabil, rangkaian bistabil dan rangkaian monostabil.

    1. Multivibrator Astabil
    Multivibrator astabil adalah multivibrator yang tidak mempunyai keadaan stabil. Multivibrator akan berada pada salah satu keadaan selama sesaat dan kemudian berpindah ke keadaan lain selama sesaat pula. Keluaran berosilasi di antara dua keadaan tinggi dan rendah ditentukan oleh parameter rangkaian dan tidak memerlukan pulsa masukan.Oleh karena itulah multivibrator astabil disebut juga multivibator bebas bergerak atau free running multivbrator.Multivibrator ini biasa digunakan sebagai pembangkit pula(clock). Multivibrator astabil juga dapat dibangun menggunakan transistor IC pewaktuan dan resistor.



    2. Multivibrator Monostabil

    Multivibrator ini hanya mempunyai satu keadaan stabil. Kuasi stabil terjadi bila keadaan stabil dipicu ke keadaan lain. Waktu perubahan dari keadaan stabil dipicu ke keadaan lain. Waktu perubahan dari keadaan tidak stabil ke keadaan stabil (kuasi stabil) ditentukan oleh rangkaian RC.Monostabil juga disebut  ultivibrator satu bidikan (one shot multivibrator).







    3.Multivibrator Bistabil
    Rangkaian mulvibrator bistabil adalah rangkaian multivibrator yang mempunyai dua keadaan stabil yaitu stabil tinggi atau keadaan logika tinggi dan stabil rendah atau stabil rendah atau keadaan logika rendah. Keluaran bistabil akan berubah dari keadaan tinggi ke keadaan rendah atau sebaliknya jika rangkaian tersebut diberi suatu masukan atau di-triger. Rangkaian bistabil disebut juga flipflop.Ada beberapa macam flip-flop yaitu  S, D, Togle, JK, dan JK master save flipflop.